- Pernikahan – apa itu?
- Menikah – atau tidak?
- Memilih seorang Pasangan yang cocok dan baik – bagaimana?
- Prioritas yang utama dalam pernikahan – apa itu?
- Syarat utama untuk pernikahan yang berhasil – apa itu?
- Wanita-wanita yang belum bersuami – apa yang harus mereka lakukan?
- Petunjuk yang Utama bagi Pernikahan yang berhasil – di mana dapat diterima?
- Membesarkan anak-anak – bagaimana?
- .......
Buku ini adalah sebuah pedoman yang dasar tentang banyak pertanyaan dan pokok yang dasar yang berkaitan dengan pria, wanita, pernikahan, dan keluarga.
Pelajaran ini dapat mengubah hidup Anda!
Saudaraku yang terkasih, masa sebelum bersuami atau masa lajang sama seperti halnya masa menikah seharusnya dianggap sebagai waktu yang khusus dan menyenangkan dalam rencana yang Tuhan persiapkan.
Ini tidak seharusnya dianggap semata-mata sebagai kebetulan atau suatu kutukan yang harus kita hindari. Masa lajang adalah waktu untuk belajar tentang Tuhan dan diri kita sendiri, waktu untuk menemukan siapa kita dalam Yesus Kristus dan bertumbuh menjadi serupa dengan Yesus Kristus.
Ini adalah waktu untuk lebih giat melakukan pekerjaan baik dan terlibat pelayanan kepada orang lain. Masa lajang memiliki keajaiban tersendiri yang seharusnya dinikmati karena tidak akan terulang kembali. Hal yang menyedihkan bagi seorang wanita yang sudah menikah saat menyesali apa yang sebenarnya dia bisa lakukan saat masa lajang. Semua kesempatan hilang demi keinginan untuk buru-buru menikah tanpa mempertimbangkan rencana dan pekerjaan Tuhan.
Semoga buku singkat ini dapat menjelaskan rencana Tuhan bagi Anda.
Panggilan kita sebagai suami-istri yang rohani bisa dipenuhi, kalau dalam hubungan suami-istri ada satu pusat, yaitu Yesus Kristus, Tuan kita. Melalui Roh kudus saja yang mengubahkan pikiran, keinginan, tujuan dan fokus kita, kita dapat memenuhi peranan kita sebagai suami dan istri.
Menjadi seorang istri yang takut akan Tuhan adalah panggilan yang tinggi dan suci. Kita seharusnya menyadari hak istimewa yang kita punya sebagai istri. Kita seharusnya ingin menerima dan meminta kepada Tuhan untuk menunjukkan bagaimana kita bisa menjadi istri yang sebaik mungkin bagi suami kita.
Peranan kita adalah: menjadi penolong untuk suami kita. Peranan tersebut tidaklah merendahkan kita sebagai wanita: ingatlah bahwa Tuhan sendiri disebutkan penolong.
Buku kecil ini menyediahkan sepuluh sikap yang harus kita kembangkan sebagai istri yang takut akan Tuhan.